- Interpersonal skill. Dikenal sebagai soft skill
yaitu kompetensi perilaku yang termasuk kecapakan komunikasi, kecerdasan
emosional, conflict resolution, negosiasi, pengaruh, team building, dan
fasilitasi kelompok. Kesemuanya adalah aset yang berharga dalam membangun
tim proyek. Keahlian ini secar hierarki organisasi harus dimiliki oleh
project manager yang paling utama. Diikuti oleh key personi dan
selanjutnya oleh semua anggota team. Hal ini karena pengembangan tim oleh
project manager akan dapat lebih efektif jika dilakukan secara
bersama-sama dengan penuh kesadaran oleh semua anggota tim.
- Training. Aktifitas training yang dimaksud
adalah training yang dapat meningkatkan kompetensi anggota tim berdasarkan
hasil penilaian kinerja proyek dan juga kinerja individu anggota tim.
Training sebaiknya terencana dan mengacu pada hasil awal penilaian kinerja
individu dan kebutuhan rencana aktifitas pelaksanaan proyek yang
membutuhkan training.
- Team-building
activities. Teknik
ini untuk membantu anggota tim dapat bekerja sama secara efektif. Proses
ini sangat krusial dalam menentukan kesuksesan proyek dan berlangsung
menerus sejak awal hingga berakhirnya proyek. Project manager harus
memonitor fungsi team dan kinerjanya untuk menentukan jika diperlukan
tindakan yang diperlukan untuk menghindari terjadinya masalah. Berdasarkan
Tuckman Ladder, ada 5 tahap dalam pengembangan tim, yaitu Forming –
Storming – Norming – Performing – Adjourning. Tim diharapkan akan cepat menuju
fase performing dimana durasi masing-masing fase tersebut akan sangat
tergantung pada dinamika tim, ukuran tim, dan kepemimpinan tim. Project
manager harus memahami tiap perkembangan fase tersebut dan segera dengan
cepat dan efektif memindahkan tiap fase menuju fase performing.
- Ground rules. Merupakan alat yang
memberikan ekspektasi yang jelas terkait tingkah laku yang dapat diterima
oleh anggota tim proyek. Komitmen awal untuk memberikan petunjuk yang
jelas dapat mengurangi misundeerstanding dan meningkatkan produktifitas.
Aturan ini dapat berupa aturan berkomunikasi, bekerja bersama-sama, etika
meeting, kesepakatan untuk tidak melakukan korupsi, dan lain-lain.
- Colocation. Ini adalah strategi yang
berhubungan dengan “tight matrix” melibatkan banyak atau keseluruhan
anggota proyek yang aktif dalam lokasi fisik yang sama untuk meningkatkan
kemampuan mereka sebagai suatu tim. Colocation dapat bersifat sementara
seperti pada waktu penting yg strategis sepanjang pelaksanaan proyek.
Strategi ini dapat termasuk ruang meeting tim (war room), tempat utk
mempercepat schedule, atau tempat lain yang nyaman yang dapat meningkatkan
komuikasi dan sense of community.
- Recognition and Rewards. Rencana awal adalah pada cara
penghargaan orang yang telah berkembang selama proses pengelolaan SDM.
Orang akan termotivasi jika mereka merasa bahwa mereka berharga dalam
organisasi dan nilai ini ditunjukkan dengan pemberikan penghargaan kepada
mereka. Uang adalah hal yang terlihat dari bentuk penghargaan yang lain,
walaupun bentuk penghargaan yang tak terlihat (intangible) dapat saja
setara dengan uang bahkan lebih efektif. Kebanyakan anggota tim
termotivasi oleh suatu kesempatan untuk tumbuh, dan mengaplikasikan
keahlian profesional mereka untuk mendapatkan tantangan baru. Project manager
harus memberikan pengakuan tim ini selama proyek berlangsung dan hindari
untuk melakukannya setelah proyek selesai.
- Personnel assessment tools. Tujuan utama alat ini adalah
untuk memberikan informasi kepada project manager mengenai kekuatan dan
kelemahan tim. Alat ini membantu project manager untuk menilai preferensi,
aspirasi, bagaimana mereka berproses dan mengorganisasi informasi,
bagaimana mereka ingin membuat keputusan, dan bagaimana mereka lebih ingin
untuk berinteraksi dengan orang lain.
Kamis, 09 Juli 2015
Apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan anggota tim proyek?
Jumat, 03 Juli 2015
Apa saja yang perlu diperhatikan pada saat memilih anggota tim proyek?Jelaskan
Memilih tim
proyek tergantung pada beberapa faktor yaitu tujuan dan hasil dari
proyek yang diharapkan, pekerjaan teknis yang harus dilakukan dan
kemampuan yangdibutuhkan untuk menarik, mengawasi dan melakukan pekerjaan yang
dibutuhkan disetiap tahap dari proyek.
- Analisis
Pekerjaan
Analisis pekerjaan merupakan suatu proses untuk
menentukan isi suatu pekerjaansehingga pekerjaan dapat dijelaskan kepada orang
lain.
- Rekrutmen, Seleksi dan Orientasi
Rekrutmen
merupakan suatu kegiatan untuk mencari sebanyak-banyaknya calontenaga kerja
yang sesuai dengan lowongan yang tersedia.
Seleksi pada
dasarnya merupakan usaha sistematis yang dilakukan guna lebihmenjamin bahwa
mereka yang diterima adalah mereka yang dianggap paling tepatdengan kriteria
yang telah ditetapkan serta jumlah yang dibutuhkan.
Orientasi dilakukan pada pegawai yang telah diterima
yang dimaksudkan untuk memperkenalkan kepada situasi kerja dan kelompok
kerjanya yang baru.
- Produktivitas
Produktivititas mengandung arti sebagai perbandingan
antara hasil yang dicapai(output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan
(input). Produktivitasmemiliki dua dimensi yaitu efektivitas dan efisien.
- Pelatihan dan Pengembangan
Program
pelatihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilandan teknik
pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang,
sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya siap memangku
jabatantertentu di masa yang akan mendatang.
- Prestasi Kerja
Hasil
penilaian prestasi kerja karyawan dapat memperbaiki
keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada karyawan
tentang pelaksanaan kerjamereka.
- Kompensasi
Kompensasi
didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasauntuk
kerja mereka.
- Perencanaan Karier
Karier
merupakan semua pekerjaan atau jabatan seseorang yang telah maupun yangsedang
dilakukannya.
Jelaskan tugas masing-masing anggota tim proyek.
Manajer Proyek (Project
Manager)
PM adalah posisi
pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di
mata orang, karena PM yang pertama menentukan apakah sebuah proyek dapat
dikerjakan atau tidak.
Manajer tingkat atas
menugaskan PM. Mereka mencari seseorang yang memiliki kemampuan berkomunikasi
dengan baik. Keahliankeahlian lain yang mereka cari adalah pengetahuan tentang
manajemen proyek, kemampuan mengorganisasi, dan keahlian teknik.
Kadang-kadang pekerjaan
PM membutuhkan aksi yang tidak umum seperti berkata “Tidak” untuk perubahan
permintaan yang menyimpang, mengumumkan kesalahan, atau mendisiplinkan
orangorang. PM harus mengetahui orang-orang yang terlibat sama seperti dalam
politik, prosedur-prosedur pemakaian, dan proyek perusahaan.
Keahlian yang
dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah kepemimpinan yang luas, kemampuan
bernegosiasi dan diplomasi.
Pimpinan Proyek
(Project Leader)
Pimpinan Proyek adalah
posisi kedua yang harus diisi. Sangatlah baik jika PM memilih orang ini.
Pertama, PM harus bernegosiasi dengan Manajer Fungsional untuk tugas-tugas PL,
kemudian yakinkan PL untuk bergabung dalam tim. PL terdaftar pada proposal
karena banyak detail proposal dikerjakan oleh PL. Pekerjaan ini sangatber sifat
teknis, karenanya pilihlah ahli yang terbaik. Jangan mencari orang yang tidak
mempunyai pendirian. Lebih baik mencari orang yang dapat mengingat pembuatan
detail keseluruhan proyek tersebut.
PL juga harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. PL akan memimpin keseluruhan wawancara
dengan user dan menjadi pengawas harian bagi programmer.
Programmer
PM dan PL akan mulai
berpikir tantang siapa yang dapat membentuk tim pemrograman dan bertanya pada
Manajemen Fungsional (jika diperlukan) tentang kemampuan orang-orang ini
(Programmer). Kemudian, ketika kontrak ditandatangani, mulailah mengumpulkan
tim programmer Anda.
Pertama pilihlah
Programmer dengan kemampuan pemrogramannya. Sebagai tambahan carilah keterangan
tentang pengalaman mereka, tetapi bukan seseorang yang sudah melakukan hal yang
sama selama 5 kali berturut-turut - orang ini akan bosan. Jika kandidat
tersebut tidak memiliki pengalaman yang sesuai, hal lain yang dapat
dipertimbangkan adalah latar belakang tentang sistem operasi, atau hal lainnya.
Programmer Ahli (The
Guru Programmer)
Gaya hidup baru telah
berevolusi sejak komputer ditemukan. Hal ini adalah Programmer Ahli atau “Hacker“.
Orang ini bekerja secara misterius, pada jam-jam yang aneh; suka menentang dan
tidak mau diatur, hanya ingin mengerjakan tugas sesuai dengan keinginanya.
Tetapi ahli dalam bidangnya, dapat membuat program tugas-tugas yang rumit 10
kali lebih cepat dari orang lain. Disarankan jika Anda memiliki orang ini,
organisasikan sebuah tim dan 1 ahli ini dikelilingi oleh para pemula. Hal ini
akan sukses jika ahli tersebut senang menjelaskan sesuatu kepada orang lain
(seperti yang biasa mereka lakukan) - para pemula akan belajar dari ahli ini.
Programmer Pemula (The Junior
Programmer)
Programmer pemula
biasanya memiliki bakat dan mempunyai keinginan untuk membuktikan diri mereka. Ada
dua keahlian, bagaimanapun itu tidak selalu diajarkan di sekolah : komunikasi tim dan komunikasi
manajemen. Selalu ada kompetisi di sekolah. Bahkan pada sebuah tim proyek,
para siswa tidak membantu diantara sesama mereka. Mereka mungkin tidak
diajarkan untuk berbagi pekerjaan kepada anggota tim yang lain. Dalam sebuah
perusahaan seorang anggota tim hanya berhasil jika keseluruhan tim berhasil.
Bersamaan dengan itu,
para siswa mungkin tidak diajarkan bahwa para manajer setiap saat harus selalu
tahu apa yang sedang dikerjakan setiap orang dan bagaimana kemajuan tugas
mereka. Ini mungkin tidak dibutuhkan untuk sebuah tugas sekolah. Tetapi jika
anda mengajarkan Programmer Pemula untuk berkomunisasi, Anda akan memiliki
anggota tim yang tidak terhingga nilainya.
Apa saja yang perlu dicek pada kegiatan 'Rencana Penerimaan'? Sebut dan jelaskan.
1.
Tahap-tahap yang
terdapat dalam Rencana Tes Penerimaan :
Periode percobaan atau Parallel Run
Merupakan pendekatan yang paling umum dilakukan untuk penerimaan. Dengan menggunakan "Periode Percobaan" maka tim proyek akan lebih mudah memasang sistem baru untuk dicoba oleh user. "Parallel Run" berguna untuk menambahkan dimensi untuk peralihan dari sistem lama yang sudah berjalan dengan baik sebagai perbandingan dan cadangan.
Periode percobaan atau Parallel Run
Merupakan pendekatan yang paling umum dilakukan untuk penerimaan. Dengan menggunakan "Periode Percobaan" maka tim proyek akan lebih mudah memasang sistem baru untuk dicoba oleh user. "Parallel Run" berguna untuk menambahkan dimensi untuk peralihan dari sistem lama yang sudah berjalan dengan baik sebagai perbandingan dan cadangan.
2.
Penerimaan yang
lengkap sedikit demi sedikit
Manfaat pendekatan ini adalah :
Mampu mendemonstrasikan seluruh fungsi yang telah dijanjikan.
Semua tindakan yang menyebabkan suatu masalah selalu diketahui dengan tepat siapa yang mengetik ketika suatu masalah terjadi.
User tidak akan merasa takut tentang semuanya.
Manfaat pendekatan ini adalah :
Mampu mendemonstrasikan seluruh fungsi yang telah dijanjikan.
Semua tindakan yang menyebabkan suatu masalah selalu diketahui dengan tepat siapa yang mengetik ketika suatu masalah terjadi.
User tidak akan merasa takut tentang semuanya.
3.
Memastikan Bahwa
Semua yang Dijanjikan Akan di Uji
Untuk memastikan semua yang dijanjikan akan di tes secara langsung melalui spesifikasi dari fungsi halaman demi halaman, paragraf, dan buat daftar menu fungsi yang dapat di tes.
Untuk memastikan semua yang dijanjikan akan di tes secara langsung melalui spesifikasi dari fungsi halaman demi halaman, paragraf, dan buat daftar menu fungsi yang dapat di tes.
4.
Menggunakan
Design
Dengan menggunakan design maka akan membantu dalam mengelompokkan tes ke dalam serangkaian tes dalam mendemonstrasikan fungsi.
Dengan menggunakan design maka akan membantu dalam mengelompokkan tes ke dalam serangkaian tes dalam mendemonstrasikan fungsi.
5.
Menulis
Percobaan
Tahapan ini dilakukan pada saat anda merasa sudah siap untuk menentukan bagaimana anda akan melakukan pengujian item ketika suatu pengisian pada metode percobaan.
Tahapan ini dilakukan pada saat anda merasa sudah siap untuk menentukan bagaimana anda akan melakukan pengujian item ketika suatu pengisian pada metode percobaan.
6.
Daftar Rencana
Tes Penerimaan
Definisi percobaan dan kumpulan percobaan.
Tanggung jawab untuk menulis percobaan.
Klien dan Tim sama-sama mengetahui bahwa ATP akan ditinjau kembali, direvisi jika perlu dan di tanda tangani user.
Hasilkan fungsi VS Tabel Percobaan.
Tanggung jawab atas percobaan yang telah dikerjakan.
Definisi percobaan dan kumpulan percobaan.
Tanggung jawab untuk menulis percobaan.
Klien dan Tim sama-sama mengetahui bahwa ATP akan ditinjau kembali, direvisi jika perlu dan di tanda tangani user.
Hasilkan fungsi VS Tabel Percobaan.
Tanggung jawab atas percobaan yang telah dikerjakan.
7.
Kesimpulan Untuk
Rencana Tes Penerimaan
Anjurkan user untuk menulis ATP jika dia mampu, hal ini bertujuan agar dia merasa mengawasi tim proyek yang membangun harus melalui percobaan.
Anjurkan user untuk menulis ATP jika dia mampu, hal ini bertujuan agar dia merasa mengawasi tim proyek yang membangun harus melalui percobaan.
8.
Kesimpulan Untuk
Tahap Design
Dokumen spesifikasi design memuat design akhir dari tingkatan paling atas melalui design tingkatan menengah.
Tanggung jawab ATP disahkan dan dimulai.
Rencana suatu proyek.
Dokumen spesifikasi design memuat design akhir dari tingkatan paling atas melalui design tingkatan menengah.
Tanggung jawab ATP disahkan dan dimulai.
Rencana suatu proyek.
Menurut Anda seberapa penting dilakukan tes penerimaan terhadap sistem yang dibuat? Jelaskan jawaban Anda
Menurut saya sangat
penting, karena saat melakukan tes penerimaan user akan mencoba sistem yang
dibuat apakah sudah sesuai dengan apa yang pernah di jabarkan pada proposal
yang ada dan sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya.
Teknik - Teknik Estimasi Pada Proyek Sistem Informasi
1. Keputusan
Profesional
Katakanlah bahwa anda merupakan orang yang memiliki pengalaman yang luas dalam membuat program “report generation modules”. Anda melakukannya dengan pendekatan
merancang report tersebut dan memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat program tersebut. Setelah mempelajari rancangan program selama 5 menit, programmer lalu menutup matanya selama 5 menit (dia tidak tidur, tetapi berhitung), dan kemudian mengatakan “15 hari”. Inilah yang disebut Keputusan Profesional murni. Keuntungan dari teknik ini adalah cepat , dan jika seseorang sudah ahli dalam teknik ini, maka estimasinya pasti akan lebih akurat. Sedangkan kerugian dari teknik ini adalah bahwa anda membutuhkan seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan beberapa ahli tersebut akan bekerja keras untuk mendapatkan estimasi yang tepat.
Katakanlah bahwa anda merupakan orang yang memiliki pengalaman yang luas dalam membuat program “report generation modules”. Anda melakukannya dengan pendekatan
merancang report tersebut dan memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat program tersebut. Setelah mempelajari rancangan program selama 5 menit, programmer lalu menutup matanya selama 5 menit (dia tidak tidur, tetapi berhitung), dan kemudian mengatakan “15 hari”. Inilah yang disebut Keputusan Profesional murni. Keuntungan dari teknik ini adalah cepat , dan jika seseorang sudah ahli dalam teknik ini, maka estimasinya pasti akan lebih akurat. Sedangkan kerugian dari teknik ini adalah bahwa anda membutuhkan seorang ahli yang berpengalaman dalam bidang ini, dan beberapa ahli tersebut akan bekerja keras untuk mendapatkan estimasi yang tepat.
2. Sejarah
Jalan keluar dari ketergantungan pada orang dan untuk membuat estimasi lebih khusus, yaitu anda harus mengerti tentang sejarahnya. Tulislah berapa lama masing-masing tugas dapat
diselesaikan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut. Anda dapat membandingkan tuagas yang akan diestimasik dengan tugas yang sama yang dikerjakan lebih awal, setelah itu mulailah dengan melakukan estimasi. Hal ini dimaksudkan agar anda menjabarkan suatu proyek ke dalam beberapa tugas yang biasanya diulang dan mudah untuk dibandingkan.
Jalan keluar dari ketergantungan pada orang dan untuk membuat estimasi lebih khusus, yaitu anda harus mengerti tentang sejarahnya. Tulislah berapa lama masing-masing tugas dapat
diselesaikan dan siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut. Anda dapat membandingkan tuagas yang akan diestimasik dengan tugas yang sama yang dikerjakan lebih awal, setelah itu mulailah dengan melakukan estimasi. Hal ini dimaksudkan agar anda menjabarkan suatu proyek ke dalam beberapa tugas yang biasanya diulang dan mudah untuk dibandingkan.
3. Rumus-rumus
Ada beberapa rumus yang digunakan dalam software estimasi. Software yang baik untuk diketahui adalah COCOMO (Referensi). COCOMO dapat digunakan untuk memperkirakan biaya proyek, usaha (person months), jadwal, dan jumlah staf untuk masing-masing fase berikut ini :
- Preliminary Design – our Analysis Phase
Ada beberapa rumus yang digunakan dalam software estimasi. Software yang baik untuk diketahui adalah COCOMO (Referensi). COCOMO dapat digunakan untuk memperkirakan biaya proyek, usaha (person months), jadwal, dan jumlah staf untuk masing-masing fase berikut ini :
- Preliminary Design – our Analysis Phase
- Detailed Design (DD) –
our Design Phase
- Code and Unit Tes (CUT)
– same as ours
- System Test – our
System Test and Acceptance Phase
Apakah yang dimaksud dengan 'estimasi'? Carilah satu contoh yang berhubungan dengan estimasi
Definisi Estimasi
Estimasi merupakan
sebuah proses pengulangan. Pemanggilan ulang estimasi yang pertama dilakukan
selama fase definisi, yaitu ketika anda menulis rencana pendahuluan proyek. Hal
ini perlu dilakukan, karena anda membutuhkan estimasi untuk proposal. Setelah
fase analisis direncanakan ulang, anda harus memeriksa estimasi dan merubah
rencana pendahuluan proyek menjadi rencana akhir proyek.
Contoh Estimasi
Sebuah proyek dikatakan
berhasil apabila sistem tersebut bisa diserahkan tepat waktu, sesuai antara
biaya dan kualitas yang diinginkan. Hal tersebut menandakan bahwa apa yang
ditargetkan manajer proyek telah bisa dicapat. Meski target yang dibuat manajer
proyek masuk akal, tapi tidak memperhitungkan catatan level produktivitas
timnya, kemungkinan tidak akan bisa memenuhi deadline dikarenakan
estimasi awal yang salah. Oleh karenanya, perkiraan yang realistik menjadi
kebutuhan yang sangat krusial bagi seorang manajer proyek. Beberapa
kendala estimasi sangat dipengaruhi oleh karakteristik perangkat lunak (software),
khususnya kompleksitas dan hal-hal lain yang tidak kasat mata. Juga kegiatan
SDM yang terlibat dalam pengembangan sistem tidak bisa diperhitungkan secara
pasti dengan menggunakan cara-cara yang mekanistik. Belum lagi kesulitan lain
yang menghalangi keberhasilan proyek perangkat lunak, sepert :
1.
Aplikasi
perangkat lunak yang diusulkan : beberapa proyek mirip biasanya
dikembangkan berdasarkan pengalaman sebelumnya. Padahal proyek perangkat lunak
memiliki sifat yang unik sehingga sering ada hal-hal yang tidak terduga dan
penuh ketidakpastian.
2.
Perubahan
teknologi : perubahan bahasa pemrograman yang digunakan bisa menghambat
waktu selesainya proyek.
3.
Kurang
homoginnya pengalaman proyek : estimasi akan efektif bila dibuat
berdasarkan proyek-proyek sebelumnya, hanya saja banyak perusahaan yang
menyembunyikan data proyek-proyek sebelumnya dari para staf.
4.
Subyektifitas
estimasi : orang cenderung berlaku under-estimate terhadap
kesulitan dari pekerjaan-pekerjaan kecil dan ber bertindak over-estime pada
proyek-proyek besar yang dianggap lebih komplek dan sulit.
5.
Implikasi
Politik : kelompok berbeda dalam sebuah organisasi bisa memiliki tujuan
berbeda. Manajer pengembang sistem informasi mungkin akan menekan pada bagian
‘estimator’ untuk mengurangi estimasi harga berdasarkan anjuran atasannya.
Sedangkan pada bagian pemeliharaan berharap tidak terjadi pembengkaan biaya dan
keterlambatan waktu penyerahan agar citranya tidak jelek. Sebagai jalan
tengahnya, estimasi sebaiknya dibuat oleh tim khusus yang bersifat independen
dari penngguna maupun tim proyek.
Kamis, 15 Januari 2015
CONTOH KASUS PRASANGKA
Kasus
Diskriminasi yang Terjadi Dalam Dunia Pendidikan
Diskriminasi Menurut Kemampuan
1. Diskriminasi Menurut Kemampuan Fisik
Di sebuah SD negeri di Palangkaraya seorang calon siswa
dinyatakan tidak dapat diterima di sebuah sekolah karena menderita cacat fisik.
Padahal dari hasil tes masuk, calon siswa tersebut mendapatkan nilai
yang cukup tinggi dan kecacatannya tidak mengganggu aktivitas belajarnya.
2. Diskriminasi Menurut Kemampuan Akademik
Selanjutnya, kasus yang terjadi di Pangkalan Bun, seorang
calon siswa yang sudah berumur tujuh tahun tidak dapat diterima di sebuah
sekolah dasar karena tidak lulus tes skolastik. Padahal ada calon siswa yang
berumur lebih muda akan tetapi diterima di sekolah tersebut karena lulus tes
skolastik. Padahal dalam pelaksanaan wajib belajar di Indonesia, seleksi
penerimaan siswa baru sekolah dasar didasarkan pada usia anak. Banyak pihak
memprotes kebijakan tersebut, namun pihak sekolah berkelit bahwa sekolah dasar
tersebut adalah sekolah percontohan dan sekolah favorit.
Diskriminasi dalam bentuk lain adalah pembagian kelas
menjadi kelas unggulan dan non unggulan (terjadi pada banyak sekolah
termasuk sekolah penulis sendiri, yakni SMPN 2 Jombang). Siswa-siswa yang
memiliki kemampuan akademis tinggi dimasukkan kedalam kelas unggulan, sedangkan
siswa-siswa yang kemampuan akedemisnya rata-rata dimasukkan kedalam kelas non
unggulan. Perlakuan diskriminan seperti ini akan menimbulkan efek rendah diri
pada diri anak-anak yang termasuk kedalam kelas non unggulan (reguler) dan akan
menimbulkan perasaan tinggi hati pada diri anak-anak yang masuk kedalam kelas
unggulan. Perlakuan diskriminan seperti itu membuat guru yang mengajar di kelas
unggulan merasa nyaman mengajar di kelas tersebut, dan akan merasa terbebani
jika mengajar di kelas non unggulan. Hal ini akan mengakibatkan perlakuan yang
berbeda terhadap siswa kelas unggulan dan siswa kelas non unggulan. Siswa kelas
unggulan akan cenderung lebih disayang, diperhatikan dan diutamakan, sedangkan
siswa dari kelas non unggulan sering kali dipandang sebelah mata oleh para guru
pengajar. Efek lanjutan yang lebih parah akan terjadi ketika keadaan seperti
ini terus berlanjut pada kenaikan kelas, siswa yang memiliki
kemampuan akademis tinggi tetap di kelas unggulan dan siswa yang memiliki
kemampuan akademis rata-rata tetap di kelas non unggulan, pasti akan terjadi
kesenjangan antara kedua kelompok sosial dalam sekolah ini. Dan yang lebih
parah lagi adalah, ketika anak-anak meyakini bahwa setiap manusia terlahir
berbeda, hal ini yang akan menyebabkan anak-anak melakukan tindakan diskriminatif
ketika mereka tumbuh menjadi dewasa nanti.
3. Diskriminasi Menurut Keadaan Ekonomi
Lalu, pendiskriminasian yang telah dilakukan sekolah pada
siswanya adalah pendiskriminasian menurut kemampuan ekonomi. Hal ini terjadi
pada Siti Maesaroh, siswi sebuah SMA Negeri di daerah Cicalengka, sudah
beberapa kali dia dan beberapa temannya yang berasal dari keluarga miskin
dibariskan di lapangan basket, para siswa ini diperingatkan bahwa, sebelum
mereka membayar uang SPP, mereka tidak dapat mengikuti ujian semester. Dari
sini jelas terlihat bahwa pendidikan tidak lagi berorientasi pada upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, namun pendidikan telah berganti menjadi
komoditas ekonomi yang siap diperjualbelikan, sesuai harga yang disepakati.
Diskriminasi Oleh Pemerintah
1. Pembangunan Sekolah Bertaraf Internasional
Pembangunan atau pengadaan sekolah bertaraf internasional
dan sekolah percontohan. Sekolah RSBI adalah sekolah-sekolah yang hanya
menerima siswa yang memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata dan kemampuan
ekonomi yang diatas rata-rata. Pemerintah dengan sadar memberikan dana yang
sangat besar kepada sekolah-sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional) dan sekolah percontohan. Sekolah-sekolah RSBI ini mendapatkan
dana yang sangat besar dari pemerintah yakni berkisar pada jumlah dua milyar
rupiah setiap tahun diluar gaji guru. Berdasarkan besarnya dana yang diterima
dapat dipastikan bahwa anak-anak yang bersekolah di sekolah RSBI mendapatkan
fasilitas yang lebih daripada anak-anak yang bersekolah di sekolah regular.
Anak-anak yang bersekolah di sekolah regular akan merasa sebagai anak-anak
kelas dua. Selain itu, terjadi kesenjangan antara sekolah yang berada di
perkotaan dengan sekolah pinggiran. Disaat sekolah-sekolah perkotaan berlomba-lomba
membangun bangunan sekolahnya semegah mungkin karena mendapatkan dana yang
besar dari pemerintah, sekolah-sekolah pinggiran malah terancam roboh karena
gedung yang sudah tua dan genting-genting yang bocor.
2. Pelaksanaan Ujian Nasional
Pelaksanaan UN (Ujian Nasional) telah membuat guru-guru
matapelajaran non-UAN merasa terdiskriminasi. Hal ini terbukti dengan
berkumpulnya guru-guru matapelajaran sejarah beberapa waktu lalu di Jakarta dan
membuat pernyataan bahwa, minat peserta didik mereka tidak berminat pada
pelajaran sejarah kaerna pelajaran sejarah tidak masuk pada mata pelajaran yang
diujikan pada UN. Peristiwa ujian nasional, akan menimbulkan kesan bahwa, ada
guru-guru matapelajaran tertentu yang merasa diabaikan dan ada guru-guru
matapelajaran tertentu yang merasa sangat dibutuhkan. Akhirnya jika hal ini
tidak ditangani dengan bijaksana oleh para guru maka hanya akan menjadi
pertikaian yang terjadi antar guru.
Selain membuat beberapa guru matapelajaran cemburu
terhadap beberapa guru matapelajaran lain. UN juga telah melakukan hak-hak
asasi siswa di daerah pedalaman. Dengan fasilitas yang berbeda dengan yang
dinikmati siswa-siswa yang berada di perkotaan, siswa-siswa dituntut untuk
mengerjakan soal yang sama dengan yang dikerjakan siswa-siswa di daerah
perkotaan yang memiliki fasilitas yang lebih lengkap daripada siswa-siswa yang
berada di pedalaman. Selain itu, siswa di daerah terpencil juga dituntut untuk
memenuhi nilai minimal standar kelulusan. Pemerintah dan Dinas Pendidikan
seolah tidak mau tahu dengan terbatasnya fasilitas yang dimiliki oleh
sekolah-sekolah di daerah terpencil.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kasus Diskriminasi Yang
Terjadi Dalam Dunia Pendidikan
Banyak hal yang bisa mendasari terjadinya diskriminasi
dalam dunia pendidikan. Kemampuan fisik, akademik, dan ekonomi merupakan tiga
aspek yang paling sering terjadi diskriminasi. pada sekolah-sekolah yang
menjadi sekolah percontohan, kemampuan fisik dan akademik sangat diperhatikan.
Berikut ini adalah penyebab-penyebab terjadinya
diskriminasi terhadap siswa yang memiliki keterbatasan fisik:
1. Anggapan
yang salah tentang siswa-siswa yang memiliki keterbatasan fisik.
Pada dunia pendidikan anak-anak yang memiliki cacat fisik
selalu dinomor duakan. Siswa yang memiliki keterbatasan fisik tidak dapat
menempuh pendidikannya di sekolah umum, melainkan harus di sekolah luar biasa.
Padahal untuk kekurangan fisik tertentu seorang siswa masih bias mengikuti
pelajaran sama dengan anak-anak yang normal. Sekolah salah dalam menilai anak
yang memiliki keterbatasan fisik selalu dan pasti akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti pelajaran.
2. Pembiaran
masyarakat
Saat terjadi diskriminasi terhadap anak-anak yang
memiliki keterbatasan kemampuan fisik, masyarakat memaklumi tindakan sekolah,
karena merasa hal tersebut sudah biasa terjadi. Padahal, jika hal ini dibiarkan
terus terjaadi, anak-anak yang memiliki keterbatasan kemampuan fisik ini akan
merasa terdiskriminasi selamanya dan merasa bahwa pendidikan tidak lagi bisa
menjebatani kekurangan fisik yang dimilikinya dengan dunia luar.
3. Sekolah Yang Cenderung Menjaga Nama Baik
Pada kasus yang terjadi Palangkaraya jelas terlihat bahwa
sekolah hanya peduli dengan nama baik sekolah tersebut, tanpa mempedulikan apa
sebenarnya fungsi dari sekolah itu sendiri. Sekolah yang seharusnya menjadi
tempat dimana anak bisa mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran mereka,
malah berubah menjadi sebuah tempat yang mengkotak-kotakkan anak berdasarkan
kemampuan fisik.
Berikut
Ini Merupakan Penyebab Terjadinya Diskriminasi Menurut Kemampuan Akademis:
Pada kasus pertama, yaitu seorang anak yang berusia tujuh
tahun karena tidak diterima karena tidak berhasil lulus tes, namun ada seorang
anak yang berusia kurang dari enam tahun yang berhasil diterima karena lulus
tes, memiliki penyebab-penyebab sebagai berikut:
Pada
kasus kedua tentang pembagian kelas unggulan dan non unggulan, memiliki
penyebab-penyebab sebagai berikut:
1. Terjadi
kesalahan penafsiran tentang anak pandai dan anak bodoh
Sekolah atau pun orangtua sering salah menafsirkan antara
anak pandai dengan anak bodoh. Selama ini system pendidikan di Indonesia selalu
memandang seseorang pandai atau bodoh berdasarkan nilai. Padahal, ada delapan
aspek kecerdasan yang dimiliki masing-masing anak. Selama ini sekolah selalu
mengidentikkan seorang anak yang selalu mengikuti pelajaran dan mendapatkana
nilai bagus merupakan anak pandai, dan sebaliknya anak yang nakal dan
mendapatkan nilai buruk adalah anak yang bodoh.
2. Adanya keinginan dari pihak sekolah untuk
meningkatkan citra sekolah
Sekolah beranggapan bahwa, jika anak-anak yang memiliki
kemampuan diatas rata-rata dibiarkan berada dalam kelas regular, mereka akan
kehilangan daya saing mereka. Mereka akan mudah meremehkan pelajaran, karena di
kelas non unggulan persaingan tidak terlalu ketat. Kelas unggulan akan sangat
bermanfaat bagi peningkatan citra sekolah, karean hasil dari kelas unggulan ini
berhasil bersaing dengan sekolah-sekolah lain atau bahkan menjadi yang terbaik
di daerahnya.
3. Keinginan dari para siswa
Siswa yang memiliki kemampuan akademis lebih tinggi
daripada yang lain, cenderung menginginkan berada pada tempat yang berbeda pula
dengan yang memiliki kemampuan akademik rata-rata. Mereka beralasan bahwa
mereka jenuh jika harus menunggu teman-temannya yang lain yang belum bisa. Padahal
jika siswa yang memiliki kemampuan akademik lebih tinggi daripada yang lain
dapat menyalurkan kelebihannya kepada siswa lain yang kemampuan akademisnya
rata-rata.
4. Keinginan guru
Guru menginginkan kemudahan dalam bekerja. Untuk mencapai
keinginan tersebut dibentuklah kelas unggulan yang berisikan siswa-siswa cerdas
yang dapat dengan mudah menangkap apa yang diajarkan oleh guru. Guru menganggap
mengajar di kelas unggulan sebagai berkah dan menganggap mengajar di kelas non
unggulan sebagai musibah. Pada akhirnya, guru akan lebih memperkatikan
siswa-siswa yang berada di kelas unggulan daripada di kelas non unngulan.
Penyebab
Terjadinya Diskriminasi Menurut Kemampuan Ekonomi :
1. Sekolah
bukan lagi tempat mencari ilmu
Sekolah yang dahulunya merupakan tempat mencari ilmu yang
menerapkan prinsip memberi dengan ikhlas, telah berubah menjadi sebuah momok
bagi anak-anak miskin yang tidak memiliki biaya untuk membayar sekolah.
Pendidikan telah menjadi barang dagangan yang tidak dapat ditawar. Bahkan
banyak anak-anak miskin yang sekarang sudah mulai putus asa dengan system
pendidikan di Indonesia. Mereka mulai berpikir bahwa pendidikan hanya untuk
anak dari keluarga kaya. Mengharap pendidikan yang layak bagi mereka, sama
halnya dengan mimpi-mimpi kosong.
2. Tidak adanya bantuan dari pemerintah
Kepada siapa lagi anak-anak miskin harus meminta bantuan,
jika tidak kepada pemerintah. Pemerintah yang sebenarnya dapat memberikan
bantuan kepada siswa-siswa miskin malah menghambur-hamburkan uang untuk
pembangunan sekolah-sekolah RSBI.
Latar
Belakang Terjadinya Diskriminasi Oleh Pemerintah :
1. Kesenjangan yang terjadi antara sekolah RSBI
dengan sekolah biasa
Pembangunan sekolah RSBI hanya dipusatkan pada daerah
kota, sedangkan daerah pinggiran dibiarkan saja. Hal inilah yang lantas memicu
perasaan terdiskriminasinya siswa-siswa yang bersekolah di sekolah pinggiran,
meningat begitu banyak fasilitas yang diberikan pemertintah kepada sekolah
berstatus RSBI.
2. Keinginan pemerintah untuk memajukan
pendidikan di Indonesia
Tidak ada yang salah dengan niat pemerintah untuk
memajukan pendidikan di Indonesia melalui sekolah-sekolah RSBI, namun perlu
diingat pula masih banyak sekolah-sekolah yang perlu diperhatikan pemerintah
sebelum mengurusi sekolah-sekolah RSBI tersebut.
3. Keinginan pemerintah untuk memeratakan
pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. UN merupakan evaluasi belajar selama
tiga tahun yang diselenggarakan secara serentak oleh Negara di seluruh pelosok
negeri. Soal-soal ujian nasional sama, namun proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan selama tiga tahun tidaklah sama. Di daerah terpencil keadaan
pembelajarannya berbeda dengan di daerah perkotaan. Jadi tidak adil apabila
semua soal dipukul sama rata.
Solusi
untuk Mengatasi Diskriminasi yang Terjadi Dalam Dunia Pendidikan :
i. Diadakan
tes kesiapan fisik dalam mengikuti proses pembelajaran (untuk siswa yang
memiliki kekurangan fisik)
ii. Sekolah
tidak lagi memikirkan tentang citra sekolah, namun dapat lebih menyadari bahwa
anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik juga berhak bersekolah di sekolah
umum
iii. Guru
diharapkan tidak melakukan tindakan-tindakan yang berbau diskriminasi terhadap
siswa yang memiliki keterbatasan fisik dan dapat membina siswa tersebut
sehingga siswa tersebut tidak merasa rendah diri
iv. Mengacu
kembali pada peraturan UU SISDIKNAS No.20 Th.2003 tentang tata cara penerimaan
murid baru
v. Menghentikan
diadakannya tes kematangan (skolastik), untuk menghindari adanya pihak-pihak
yang dirugikan karenanya
vi. Menghentikan
pembagian kelas menurut kemampuan akademik
vii. Mencampur
adukkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademik diatas rata-rata dengan
siswa-siswa yang memiliki kemampuan akademik rata-rata
viii. Tidak
mengistimewakan siswa yang memiliki kemampuan akademis diatas rata-rata dan
tidak merendahkan anak yang kemampuan akademisnya rata-rata
ix. Setiap
sekolah mengadakan program beasiswa untuk siswa yang tidak mampu
x. Pemerintah
menginstruksikan kepada sekolah-sekolah untuk membebaskan uang SPP dan uang
gedung bagi siswa yang tidak mampu
xi. Mengurangi
dana yang diberikan kepada sekolah-sekolah RSBI
xii. Lebih
memperhatikan sekolah-sekolah pinggiran
xiii. Meniadakan
UN
xiv. Menggantikan
UN dengan ujian sekolah, yang semua soalnya dibuat sendiri oleh guru-guru dari
sekolah tersebut
xv. Mengikut
sertakan semua matapelajaran ke dalam ujian sekolah pengganti UN
xvi. Menentukan
sendiri nilai minimal yang wajib diperoleh siswa
Sumber : http://teacher-is-mydestiny.blogspot.com/2012/01/diskriminasi-dalam-dunia-pendidikan.html
Langganan:
Postingan (Atom)